Delapan Rindu Bersatu

>> 17/04/14

Faliq Ayken


1.
Ditemani senyum, secangkir teh hangat
dan sepiring kue-kue kecil kausajikan di meja makan,
teman obrolan masa depan.

2.
Matamu adalah gerimis yang membasahi rindu,
kenangan masa lalu yang kering akan cinta-Mu.

3.
Di tepian kolam, sesekali kaumenyuarakan tanda kerinduan,
matamu sembab; menangis sepanjang penantian.

4.
Pada senja, aku bercanda dengan diam di bawah pepohonan
kering. Berharap kaudatang membawa air kehidupan.

5.
Selamat senja, sayang, bolehkah aku menulis sajak-sajak matahari
yang akan terbenam di dalam hatimu? Mungkin di sana ada cahaya
untuk kata-kata yang lupa kueja.

6.
Cobalah menulis sajak cinta, sayang,
agar bahagiamu bisa dibagi
dan luka-lukamu bisa terobati.

7.
Cinta adalah kita; aku dan kamu yang telah berjalan
dan berlari menuju singgasana-Nya.

8.
Dalam keadaan apa pun,
cinta akan menjawab semuanya,
dalam suka dan duka.


Pondok Petir,
Minggu, 13 April 2014

0 komentar:

  © KOLIBÉT Komunitas Literasi Alfabét by Ourblogtemplates.com 2014

Log In