Tubuh yang Kehilangan Tangis

>> 19/03/14

Oky Primadeka


Sejak pagi tomong-tomong berdentum keras
Ayam-ayam yang setiap fajar berkokok pun lebih memilih mati
daripada bosan menyaksikan sinema yang ending-nya selalu lara
Mereka mengajukan proposal kematian secepatnya
Sedang para malaikat sibuk mencatat berapa jasad mati
takut lupa, mereka rekam semua

Mungkin saja ia mati
setelah ribuan peluru menerabas benteng kulitnya
di peperangan akbar yang menewaskan hampir tubuh seantero negeri
yang kadung pikun alamat pulang ke mana

Kulihat jasadnya terbujur kaku
Kugoyang-goyangkan badannya sampai kepalanya menoleh
tapi tak lagi ada bau kehidupan
Tubuhnya kehilangan tangis
padahal tadi malam ia melahirkan air mata yang alirnya deras
untuk menyadarkan semua yang alpa

Gagak gagah membidik tajam dari kejauhan
ingin segera menunaikan rasa lapar yang ia sudah tahan beberapa bulan lamanya
di atas pohon yang bosan ditongkrongi burung pengkhianat
saat orang-orang masih cukup kuat menunda kekalahan
di pusat kota angan-angan


Ciputat,
Minggu, 16 Maret 2014

0 komentar:

  © KOLIBÉT Komunitas Literasi Alfabét by Ourblogtemplates.com 2014

Log In