Akan Berkembang

>> 12/03/14

Oky Primadeka


Tak banyak jalan menuju rumah besar
di mana kita bisa cukup tenang tidur bersama istri dan anak
mengendapkan lelah yang ingin kita uraikan
pada selapis kasur dan bantal empuk berselimut
tanpa mengkhawatirkan atap yang mungkin saja bocor
saat hujan datang

Miris memang, kita tinggal di negeri yang katanya surga dunia
Namun ini bukan khayalan
yang semudah membalikkan telapak tangan bisa kita tepiskan
tanpa berhasrat untuk menyimpannya kembali pada file memori ingatan
Atau seperti kertas yang kita lipat-lipat saat masih kanak-kanak untuk membuat
kapal-kapalan
kemudian dengan ikhlas kita hanyutkan ke sungai begitu saja
tanpa menyesalinya, tanpa mempertanyakan kapan kembalinya

Hidup di kota keras memang, seperti mendaki bukit yang tanpa kita tahu kapan
kita akan sampai ke puncak
Kita manut kebutuhan yang justru kadang membuat alpa kewajiban
Kita lelah dalam penat yang ingin kita keluhkan tetapi enggan, untuk apa?

Orang-orang di stasiun kereta api riuh mengaduh
mengeluhkan jadwal pemberangkatan molor, penumpang berjejal sesak
Sebagian dari mereka memakai sepatu yang cukup tega
menginjak kaki orang lain walau tanpa sengaja
Syahdan...
Semua ini, jalan yang kita tempuh ini akan menjadi sebuah kisah
tentang titik, koma, tanda tanya, dan kawan-kawannya
tentang perjalanan kita menyusuri jalan setapak kehidupan
walau lelah, walau penat, akan berkembang


Ciputat,
Minggu, 9 Maret 2014

0 komentar:

  © KOLIBÉT Komunitas Literasi Alfabét by Ourblogtemplates.com 2014

Log In