Pohon Jambu Depan Kamar

>> 28/02/14

Faliq Ayken


Pohon jambu depan kamar kita begitu rimbun
Reranting pohonannya bercabang kuat, lebat
Saat pintu kita buka, angin masuk menyejukkan

Ketika kita lapar dan sungkan keluar kamar
Buah-buah pohon itu kita ambil dengan mata nanar
Buah-buah pohon itu kita makan bergantian

Buah jambu setiap hari jatuh depan pintu
Kita lupa mengambil dan memakannya
Saat itu kita sedang alpa bersyukur bahwa
pohon depan kamar adalah sahabat mengingat-Nya

Sekarang semua itu hanya kenangan yang tak mungkin kita temukan
Pohon yang sering kita sapa, kini ditebang orang iri melihat keintiman kita
Pohon jambu yang dulu rimbun, kini meranggas, kering daunannya
Kamar yang dulu sejuk kini gersang, panas tanpa angin menyejukkan

Lambat laun, akar-akar pohon itu masuk ke dalam tubuh kita
tanpa kata-kata


Pondok Petir,
Minggu, 23 Februari 2014

0 komentar:

  © KOLIBÉT Komunitas Literasi Alfabét by Ourblogtemplates.com 2014

Log In