Menunggumu

>> 21/01/14

Faliq Ayken


Sudah sebulan aku tak bertemu air
Mungkin langit sedang mendidikku dengan cara menyiksa
Atau ia sedang dididik Tuhan untuk tak boros menurunkannya

Setiap pagi, siang, dan malam aku kehausan
Tanah sebagai sahabat setia, kekeringan

Tapi Tuhan, akarku kuat menjaga tubuhku yang bau
Setiap saat aku melobi bumi agar tak meninggalkanku
"Kita sedang dididik agar kuat," kataku kepadanya
"Mungkin ada sikap kita yang Ia tak suka," jawabnya kepadaku

Kali ini tubuhku tak lagi bau
Setiap hari, air langit turun
Daun-daunku lambat laun menjadi rimbun

Di bangku taman, ada seorang lelaki menulis dua larik puisi:
"Di bawah pepohonan rimbun, kududuk di bangku kenangan.
Berteman sepi dan rinai hujan."
"Aku menunggumu di sini;
Dari pohon gundul tanpa daun sampai tumbuh rimbun.
Datanglah, sayang, temui aku di bangku taman."

Hujan datang,
Membawa air kerinduan
Kami basah, penuh kebahagiaan


Pondok Petir,
Minggu, 19 Januari 2014

0 komentar:

  © KOLIBÉT Komunitas Literasi Alfabét by Ourblogtemplates.com 2014

Log In