Cinta dalam Surat

>> 06/07/14

Khairini Lulut


Hai, bagaimana kabarmu, masih ingatkah kau padaku
Ingatkah saat waktu pertama kita bertemu
Aku masih ingat kau
menatapku dari kejauhan
seperti keindahan yang mengharukan
Dan saat itu… seakan matamu bicara
Tetapi mulutmu tidak berkata-kata

Bacalah secarik kertas ini
Cakrawala aksara yang menggores kertas ini
bukanlah sebuah hipotesis
Ini adalah curahan hatiku saat ini
Dan aku akan mulai bercerita

Aku ada di kerumunan dan keramaian kota
Dan akan ada banyak sekali yang bisa kulihat
Tetapi sama seperti halnya kulihat gambar gestalt
aku memilih melihatmu

Ketika pandangan mataku bertemu matamu
Seakan ada bulu panah yang menusuk jantungku
Waktu mendadak lenyap, membeku dibenakku
Tetapi bumi tetap berputar pada pijakanmu

Kini aku telah jatuh pada palung terdalam
Sebongkah matahari terbit dan terbenam
Namun aku merasa hampa dalam nirwana
Jantungku sakit…
Tetapi stetoskop hanya mengatakan bahwa aku jatuh cinta

Dan tahukah kau
Perasaan ini, telah menyublim dan mengkristal
Dan yang kutahu,
kau dan aku ditakdirkan sebagai rectoverso, utuh dan satu

Mungkin aku sungguh naïf mencintaimu…
Namun rinduku pecah sebanyak denyut jantungku
Dan kini aku menunggumu
Karena selalu ada kata rindu yang 'kan memaksa tuk bertemu


Ciputat,
Minggu, 22 Juni 2014

0 komentar:

  © KOLIBÉT Komunitas Literasi Alfabét by Ourblogtemplates.com 2014

Log In