Kepak Sayap Patah

>> 18/06/14

Khairini Lulut


Bap, terdengar suara terjatuh
Tak kulihat seseorang di mana pun
Karena suara jatuh itu bukanlah suara jatuhnya seseorang
Apakah uang logamku terjatuh?
Tapi, ah... bukan
Itu bukan suara gemerincing
Apatah hatiku yang terjatuh dan tertinggal di belakang
Ternyata tidak, masih dalam tubuh dan berdegup semakin cepat

Kembali kuberjalan ke belakang, mencari di mana asal bunyi jatuh itu
Melihat apa yang kutemukan terbelalak mataku
Sebuah sarang burung yang di dalamnya terdapat anak burung
Seekor anak burung, kecil, menciap
Dan kuambilnya dari tanah dengan sigap

Keriang keriut suara pohon bambu tertiup angin
Mengawali derap langkahku sambil membawa sarang burung yang kutemukan
Sampai di rumah aku berganti pakaian
Segera melihat burung yang kutinggalkan di halaman

Ah, mengapa dengan sayapnya?
Satu sayapnya tak dapat dikepakkan
Sejurus itu aku langsung merawatnya
Hingga akhirnya sayap itu mampu dikepakkan

Dan kini tiba saatnya,
aku siap menerbangkannya
Bersamaan dengan desau angin
Kulihat kepergiannya hingga terbang jauh

Lalu bagaimana dengan aku yang masih tertinggal di sini?
Mungkin sayapku pun patah dan aku masih jalan terhuyung-huyung
Mengejar ketertinggalan mereka yang sudah di puncak
Dan aku yang berada di lembah,
berharap sampai...


Pamulang,
Minggu, 25 Mei 2014

0 komentar:

  © KOLIBÉT Komunitas Literasi Alfabét by Ourblogtemplates.com 2014

Log In